15 Februari 2011

Sambutan SBY saat WNI tiba dari Mesir


TRANSKRIPSI
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PENYAMBUTAN KEDATANGAN WNI DARI MESIR
BANDARA SOEKARNO-HATTA, CENGKARENG
TANGGAL 2 FEBRUARI 2011

Bismillahirahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara, anak-anak yang saya cintai dan saya banggakan,
Alhamdulillah, semua telah datang di tanah air dengan selamat. Kami semua tiap hari memantau perkembangan situasi di Mesir, bahkan Pak Hassan Wirayuda, Pak Menlu dan semua yang sedang bertugas semalaman mengatur kepulangan semua dari Mesir dan kembali ke Indonesia.

Mengapa saya mohon semua kembali ke Indonesia? Semata-mata untuk menjamin keselamatan. Yang kedua, agar tidak ada persoalan dengan kebutuhan makanan dan minuman yang juga mulai sulit di Mesir. Nanti setelah pulih kembali, pemerintah akan memfasilitasi, akan membantu kembali penerbangan dari Indonesia ke Mesir.

Mesir sahabat kita, kita mendoakan agar bangsa Mesir segera diberikan tuntunan oleh Allah SWT, dan bisa mengatasi keadaan, tidak terjadi kekerasan, dan nanti akhirnya situasinya normal kembali, sehingga yang sedang kuliah, sedang bertugas, sedang bekerja di Mesir juga bisa kembali lagi.

Saya meminta kesabarannya. Setelah ini akan diatur nanti oleh Satuan Tugas untuk bisa kembali dengan tertib, selamat, dan aman.

Kepada petugas, kepada menteri terkait, tolong diberikan pelayanan yang baik: makanannya, minumannya, kesehatannya, angkutannya; dengan demikian, selama di penampungan sampai ke tempat tujuan semuanya berjalan dengan tertib.

Itulah, saudara-saudara, yang ingin saya sampaikan, tetapi saya beserta Ibu Negara dan semuanya merasa bahagia, bersyukur, telah kembali ke tanah air dengan selamat.

Kami akan terus sementara memulangkan saudara-saudara kita yang masih ada di Mesir, kecuali petugas kedutaan besar tentu mengemban tugas, kecuali sudah sangat tidak aman, baru kita evakuasi. Itu yang terakhir. Tugasnya justru menyelamatkan dulu, mengatur dulu, mengamankan dulu saudara-saudara yang harus dikembalikan dan diamankan ke tanah air.

Saya kira itulah. Sampaikan salam saya kepada keluarga, dan semoga situasi di Mesir segera pulih kembali, dan pada saatnya semua bisa kembali ke Mesir dengan sekali lagi nanti pemerintah akan membantu pengangkutan udaranya. Sekian.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

How SBY Addresses Any Arising Problem


President Susilo Bambang Yudhoyono called on Muslims to solve any arising problem in a peaceful and dignified manner.

In his address at a so-called Dzikir Akbar, a mass religious gathering for joint prayers to observe the Prophet Muhammad’s birthday at the south square of the National Monument here on Tuesday, the president called on Muslims to emulate the prophet who used to overcome problems peacefully.

"The prophet set examples from which can conclude that to make great changes in the right direction and to solve problems, it should be done in a peaceful and dignified manner," the president said.

President Yudhoyono pointed out that if all Muslims in Indonesia seriously ffollowed the examples of Prophet Muhammad, the country would be blessed and all its struggles would succeed.

"Let us make the prophet’s nature and personality as our model, his leadership, his wisdom, and his nurturing nature in our effort to march to a better future," the president said.

The head of state also called on all of his countrymen not to easily give up in facing severe tests and trials.

"Even in a difficult situations, we have to be more cohesive, stronger, and more united instead of making noise and blaming each other," the president said.

He also admitted that although many of the national programs had been successfully implemented, his government still had a lot of homework to do.

"To all of these, the government will continue to make every effort to solve every problem and to step up the welfare of all people of Indonesia," he said.

Meanwhile, Majelis Rasulullah (prophet-led council) leader Habib Munzir Bin Fuad Al Musawa in his sermon at the gathering also reminded the Muslims in Indonesia of religious tolerance. The Muslims in Indonesia, according to Habib Munzir, have to get used to living in harmony with the people of different faith.