Majalah Foreign Policy yang kompeten untuk urusan luar negeri Amerika Serikat terkait opini publik menyatakan bahwa kalangan kaum muda di Timur Tengah mulai kehilangan kesabaran dan kepercayaan dengan pemerintah Presiden Barack Obama setelah enam bulan Obama menyampaikan pidatonya di Kairo.
Majalah tersebut mengatakan: "Posisi ini merupakan krisis besar bagi upaya Amerika Serikat untuk memperbaiki hubungan dengan masyarakat muslim di dunia, anak-anak muda mewakili segmen terbesar penduduk Timur Tengah dari Iran hingga ke Maroko, hal ini berarti bahwa masa depan hubungan AS dengan wilayah ini bergantung pada kategori ini."
Penulis artikel Andrew Olbresheton menyatakan bahwa ia telah melakukan perjalanan bulan lalu untuk Libanon, Yordania, Mesir dan berbicara kepada beberapa pemimpin masyarakat organisasi sipil khususnya pemuda terkait persoalan kebijakan-kebijakan Amerika Serikat dan rekomendasi mereka kepada pemerintahan Obama dan dapat diidentifikasikan mereka berada dalam kondisi yang frustasi dan kecewa terhadap pemerintahan Obama.
Menurut Andrew, kekecewaan para anak muda yang merupakan aset vital di wilayah yang banyak mengalami pengangguran, penindasan dan ketidakadilan akan mengancam keamanan AS dan sekutu baratnya.
Andrew Olbresheton menambahkan: "Meskipun adanya antusiasme besar pada bangsa Arab dan Islam atas terpilihnya Presiden Barack Obama dan isi pidatonya di Kairo, kekecewaan mulai menyebar di antara orang-orang ini karena Presiden Obama telah menjanjikan banyak hal, termasuk posisi aktivitas pemukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki dan dukungan demokrasi dan organisasi-organisasi masyarakat sipil di negara-negara Arab."(fq/imo)